DURI – PT Pertamina (Persero) melalui cucu usahanya Pertamina Hulu Rokan (PHR) memasanh target tinggi dalam mengelola blok Rokan. Tidak tanggung-tanggung manajemen menargetkan bisa memproduksi minyak secara total mencapai 1,5 miliar barel.
Feri Sri Wibowo, Upstream Project Leader PHR, mengungkapkan perusahaan akan berusaha melakukan program-program produksi baru seperti pemboran Infil, WO-WI, eksplorasi, optimasi waterflood, optimasi steamflood dan lain-lain. “Targetnya Blok Rokan bisa memproduksikan total 1,5 miliar barel selama dua dasawarsa,” kata Feri, Selasa,(2/3).
Dia menegaskan bahwa PHR berkomitmen akan memaksimalkan potensi Blok Migas Rokan bukan saja untuk menyuplai kebutuhan nasional, tapi juga mendongkrak pembangunan ekonomi di Riau.
Feri menjelaskan ada empat komitmen Pertamina dalam pengelolaan Blok Rokan. Pertama, memberikan kontribusi dari hasil Blok Rokan terhadap Pendapatan Bagi Hasil Daerah. Kedua, badan usaha milik daerah berhak atas 10% PI Blok Rokan berdasarkan Kepmen ESDM 1923 K/10/MEM/2018.
Ketiga, kegiatan operasional Blok Rokan akan melibatkan partisipasi perusahaan lokal baik dalam bentuk barang, jasa, maupun tenaga kerja. Dengan demikian, ini akan menggerakkan keekonomian masyarakat Riau. “Terakhir, kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan akan bersinergi dengan pemerintah daerah agar tepat sasaran dan sesuai kebutuhan,” kata Feri.
Sejauh ini, proses peralihan blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) kepada PHR masih terus berlangsung sesuai tahapan. Peralihan ini akan memakan waktu hingga 23 pekan ke depan.
Sukamto Thamrin, GM General Affairs and Operations Support PT CPI, menjelaskan, proses peralihan sudah dilakukan sejak tahun 2019. “Kami sangat berkeinginan agar proses peralihan berlangsung lancar, tertib dan aman,” kata Sukamto.
Kontrak Bagi Hasil Blok Rokan ditandatangani antara SKK Migas dengan PHR dan disetujui oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral pada 9 Mei 2019. Jangka waktu kontrak bagi hasil ini selama 20 tahun pada 2021-2041. Efektif berlaku mulai 9 Agustus 2021 menggunakan skema bagi hasil gross split.
CPI, PHR, dan SKK Migas telah berkoordinasi untuk pengambilalih-kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021 itu. Program PHR berupa transisi sembilan bidang utama untuk tujuan menjamin keberlangsungan seluruh kegiatan operasi dan kegiatan rutin Blok Rokan pada saat PHR menjadi Operator.
Selain itu pada masa transisi Blok Rokan, telah direncanakan dan disusun program pemboran sumur dalam tahun 2021, baik oleh CPI maupun PHR sebagai upaya menahan turunnya produksi minyak Blok Rokan.
Blok Rokan memiliki peran strategis dalam industri migas tanah air dengan menyumbangkan produksi 24% terhadap produksi Nasional. (RI)
[ad_2]Source link
Leave a Reply