Wilayah Kerja Offshore North West Java

JELAJAHI MUJ ONWJ

Area operasional berada di wilayah Kontrak Kerja Sama (KKS) Offshore North West Java (ONWJ) di Jawa Barat, yang membentang dari Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) sampai ke Cirebon Utara (Jawa Barat). Hingga saat ini, luas wilayah kerja ONWJ adalah 8.300 km2.

Partisipasi Interes KKS ONWJ dengan proporsi 90% dimiliki oleh Pertamina Hulu Energi ONWJ dan 10% dimiliki oleh Migas Hulu Jabar ONWJ.

Produksi Minyak WK ONWJ pada Semester 1 2024 berada di Posisi nomor 5 dibanding Kontraktor Kerja Sama (K3S) lainnya di Indonesia.

Pasar untuk Minyak Bumi adalah 100% untuk kebutuhan dalam negeri seperti RU III Plaju, RU VI Cilacap, RU V Balikpapan & RU VI Balongan, sedangkan untuk Gas Bumi disalurkan ke PT. PLN (Persero), PT. Pupuk Kujang, PT. Pertamina (Persero) – RU VI Balongan, PT. Pertamina (Persero) – BBG & PT. Pertagas Niaga.

Wilayah Kerja ONWJ pada awal pendirian, dikelola oleh Atlantic Richfield Indonesia Inc. Namun pada tahun 2000 Wilayah Kerja ONWJ beralih kepada BP West Java Ltd. Sejak tahun 2009 hingga berakhir kontrak pada tahun 2017 dan kontrak baru pada tahun 2017, Wilayah Kerja ONWJ dioperasikan oleh PHE ONWJ. Pada bulan Januari 2017, PHE ONWJ secara resmi menjadi operator pada WK ONWJ dan bermitra dengan MUJ ONWJ pada bulan Februari 2019.

Wilayah Kerja Offshore North West Java memiliki:

    1. Wilayah Kerja ONWJ (Offshore North West Java) terletak di Laut Jawa dan mencakup daerah seluas 8.300 km2, membentang dari utara Cirebon hingga Kepulauan Seribu.
    2. 10 unit Flow Stasiun & 220 Offshore Platform.
    3.  ⁠Pipa bawah laut mencapai 2.125 Km atau sebanyak 426 Pipelines.
    4. ⁠3 fasilitas darat (Onshore Receiving Facility) di Muara Karang, Tanjung Priok, dan Cilamaya serta 1 fasilitas pengolahan darat (onshore Processing Facility) di Balongan.
    5. ⁠1 unit kapal penampung produksi minyak mentah (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna yang telah beroperasi sejak 1972 berusia lebih dari 50 tahun dan baru saja diganti dengan fasilitas baru dengan nama FSO Ardjuna Prima pada September 2024.